Skip to main content

Posts

Showing posts from 2014

Pagi itu, di puncak bukit di desa tertinggi di Pulau Jawa

Tepat pukul 03.00 WIB alarm Handphone berbunyi nyaring memecah mimpi yang menggerumbuli alam pikiran dari tadi. Selimut tebal segera ku angkat dan dingin yang menusuk tulang pun menyeruak kuat. Dari atas kasur aku berjalan pelan ke kamar mandi dan mencuci muka,lalu berwudhu, luar biasa dingin, sungguh tak pernah ku rasakan dingin yang teramat seperti ini. Iya, pagi itu di Dieng, Dataran tinggi yang termasyur akan keindahan alamnya. Bergegas saya mempersiapkan barang-barang untuk melakukan pendakian "kecil" ke Bukit Sikunir, bukit yang  konon dari sana lah fajar terindah di se antero Jawa akan didapatkan, iya, orang-orang memanggilnya Golden Sunrise. Hem.. saya tak sendirian, bersama seorang sahabat saya akan melakukan perjalanan untuk menyaksikan keagungan Allah yang satu ini. Segera kami berangkat menuju Desa Sembungan, desa tertinggi di Pulau Jawa. Jalan menuju ke sana tak terlalu mulus, karena malam yang memberikan gelap, mungkin. Tapi juga karena dingin yang luar biasa

Barangkali senja tak mengijinkan

Barangkali senja sore ini tak mengijinkan untuk sekedar menebar benih bahagia dalam jiwa. Sembari pagi menyapa, mau tak mau setiap hari yang berharga terlalui. Sebuah makna yang teramat sulit untuk dimengerti, entah aku harus diam atau bicara, maka menulis menjadi pilihan melepas penat dalam sukma. Ah, sekalipun saya berusaha untuk berlari sejauh apapun, toh semuanya tetap sama kan? Ah, sepertinya tidak, mungkin dirimu saja yang katakan seperti itu pada hati dan pikirmu. Namun, hal itu tak kan sampai, tak akan pernah sampai. Memang gurat wajah ku tak seperti dulu, sudah terlalu banyak pemikiran yang membuat kerut muka bertambah seiring bertambahnya usia. Sedikit saya mengerti, namun banyak hal dan hikmah belum mampu terungkap. Kesabaran dan nafas yang terus dihembuskan ini seolah , perlahan , pelan mulai usang karena lorong ini begitu panjang. Gelap, kadang ada sinar yang menyapa, kadang ada sinar yang mengajak ke arahnya. Hem, namun semua tetap gelap. Keinginanku akan adanya sin

Untuk dia yang entah tak tahu dia itu siapa

Pada akhirnya diam ini jadi cara, ketika tak ada lagi jalan yang bisa dipilih. Pada akhirnya luka ini akan tetap ada, entah sampai kapan kan ku simpan. Hingga sebait-dua bait pusi tak berima kutuliskan. Hingga kadang lagu tak ber melodi kunyanyikan. Dalam hening semua itu akan terjaga , semoga Ketika ingin hati berkata, ketika ingin sukma memeluk Maka biarkan canda dan senyum darinya jadi penawar Aku pun mengenal lelah, kala memang semua tak nampak Aku pun mengenal lelah, kala kaki berhenti melangkah Sejenak aku pun diam, bukan karena rasa ini terbungkus lalu ku buang Sejenak aku pun mengusap , mengelus dan merebah Pada akhirnya, jalan ini menjadi pilihan, iya pilihan Kadang ada yang menguatkan, kadang pula aku butuh untuk dikuatkan Mungkin sajak yang tak berima ini akan menghilang, melayang dan tak tentu arah Atau aku yang akan musnah, remuk dan butuh untuk dipapah Pada akhirnya diam ini jadi rindu, setumpuk – dua tumpuk kan menggores kalbu Ketika yang

Aku mencoba bertanya

Terkadang kita ragu untuk berubah Terkadang kita sulit untuk menyatakan Terkadang kita ragu untuk bertindak dan, Terkadang kita sulit mengatakan Apa yang ku dengar dan ku rasa Mungkin hanya seonggok pikiran yang terbatas masa Apa yang ku resapi dan pahami Mungkin hanya sekedar harap dan mimpi dan, Terkadang kita takut mengatakan Terkadang kita malu untuk bertindak Terkadang kita takut untuk menyatakan Terkadang kita malu untuk berubah Mungkin kini semua tinggal simfoni Apa yang ku coba untuk mengerti Mungkin kini rasanya tinggal asa Apa yang selalu ku coba untuk mewujudkannya Kau tak kan pernah dengar Sekalipun kau mengerti, maka tak kan sampai hatimu Kau tak kan pernah rasakan Sekalipun kau pahami, maka tak kan sampai batinmu Kau tak kan pernah akan tergugah Sekalipun kau sadar, maka tak kan sampai hatimu Kau tak kan pernah akan berpaling Sekalipun kau  renungkan, maka tak kan hilang penatnya batinmu Hanya senandung nyanyian alam yang kan kita rasakan H

Mie Ayam Bu Tumini [Mie Ayam Paling Enak se-Jogja, Rasa Oriental ]

Bissmillah. Kalau ditanya tentang mi ayam mana yang paling enak di Jogja, menurut saya, mi ayam ini merupakan salah satu mi ayam yang rasanya cukup menggugah selera kita. Saya mendapatkan referensi kuliner ini dari internet dan kebanyakan menyarankan untuk mencoba kuliner yang satu ini. Well, langsung saja saya nyari alamatnya, dan jreng, ternyata tempatnya mudah untuk dicapai, karena dekat dengan Terminal Giwangan , Yogyakarta. Tepatnya di sebelah utara terminal. Tempat ini pun juga cukup ramai, banyak kendaraan yang terparkir di depan warung mi ini. Saya biasanya memesan mi ayam porsi biasa, selain itu, ada Mi ayam porsi jumbo , mi ayam ekstra sawi , mi ayam ceker dan satunya saya lupa... Tapi mi nya aja udah enak kok.. kalo mau tambah enak lagi ya nambah ceker.. Ini nih penampakannya.. Gimana.. bikin ngiler kan... Itu mie nya tertutup dengan semacam kuah kental yang bercampur dengan bumbu bumbu yang bikin nagih lagi. Kalau sawi nya ada di bawah . Patut dicoba lah.. Saya

Kasihku...

Kasihku, kau ku rindu akan kedamaian mu Ketika surya menyeringai Ketika bulan tersenyum semu Kasihku, kau ku rindu akan keramahan mu Ketika senyum berbalas sapa Ketika canda berbalas tawa Kasihku, kau ku rindu akan ketentraman mu Ketika pundak saling memikul Ketika peluh menetes jatuh terurai Kasihku, kau ku rindu akan semangat mu Ketika pribadi usang karena kebersamaan Ketika perjuangan menjadi semangat melawan keterpurukan Untukmu Indonesiaku Kasihku, Ibu Pertiwi ku tercint Ku rindu akan semua itu

Masjid Cheng Ho Surabaya

Bissmillah, Wah, ini nih.. Pengalaman ini udah lama banget sebenarnya.. Udah 2 tahun yang lalu.. Eh buka buka file foto - foto di harddisk ada foto masjid ini. Sebenarnya selain masjid ini cukup punya nilai historical yang sangat luar biasa. Bagaimana penyebaran agama islam yang disebarkan oleh seorang warga cina. Sehingga untuk menghormati jasa nya, penduduk sekitar membuat masjid berasitekturkan cina. Masjid seperti ini pun, tak hanya ada di Surabaya. Masjid lain yang memiliki keunikan seperti ini, juga ada di Pasuruan , Jawa Timur. Namun, karena waktu itu saya berada di Surabaya, akhirnya saya hanya bisa pergi ke Masjid ini. Waktu itu sih saya pergi sendiri dengan menggunakan sepeda motor. Saya juga lupa gimana arahnya sekarang.. --" Nah, langsung aja nih ya.. Foto-foto waktu saya kesitu.. Prasasti  Waktu itu Hari Jumat, sehingga depannya dikasih terpal

Jalanku Sederhana

Harapku sederhana. Bila dunia patahkan itu semua Jiwa ini akan tersentak dalam diam Hati ini pun akan muram Asaku sederhana Bila takdir tak temui asa Jiwa ini akan terjatuh lemas Hati ini pun akan menangis Mimpiku sederhana Bila kenyataan jadi jawaban Jiwa ini akan terluka namun kadang bahagia Hati ini kadang sendu, kadang tertawa Hidupku tak sederhana Bila dunia, takdir, dan kenyataan menyapa Jiwa dan hati ini akan diam, lemas, terluka , bahagia Jiwa dan hati ini pun akan muram, menangis, sendu, tertawa

Trip to Pantai Indrayati dan Pantai Pok Tunggal Gunung Kidul Yogyakarta

Bissmillah.. Mmm.. sebenarnya trip ke pantai ini sudah berlalu cukup lama. Kira kira setahun yang lalu saya pergi ke kedua pantai berpasir putih ini. Tapi tidak ada salahnya jika saya mencoba share pengalaman ketika bepergian ke kedua pantai ini. Saya melakukan perjalanan ini dengan naik sepeda motor dari kota Yogyakarta, berangkat pagi hari dan butuh waktu sekitar 2-2,5 jam untuk sampai di kawasan pantai Gunung Kidul, maklum.. pantai di gunung kidul berderet-deret dan hanya terpisahkan tebing-tebing tinggi yang menjulang, sehingga ketika kita pergi ke kawasan Gunung Kidul, wisata pantai nya cukup banyak dan cukup memuaskan untuk tujuan wisata. Infrastruktur jalan pun cukup mendukung, kecuali kalo jalan masuk ke pantai nya.. ada sebagian yang masih belum di aspal bahkan masih baru dibuka saat saya berkunjung waktu itu, yaitu salah satunya jalan ke pantai Pok Tunggal. Tujuan pertama saya yakni pantai Indrayati, pantai ini cukup terkenal , selain yang katanya seperti di Bali, nam

Pesan Tiket Kereta Online dan Bayar Lewat Payment Point [ Alfamart, Alfamidi , Indomaret ]

Bissmillah Setelah sekian lama tidak menulis dan share lagi di blog ini, saya akan mencoba untuk mulai aktif untuk menulis dan membagikan pengalaman dan kegiatan saya. Mungkin karena, kesibukan persiapan, pendaftaran dan masa awal perkuliahan yang harus dimulai dari semester awal, membuat saya harus sedikit melupakan blog ini.. Selain harus pindah kampus 3 kali dalam jangka waktu 1 tahun, mulai dari ITS, UGM dan sekarang berakhir di STAN, membuat saya sangat memiliki waktu yang sedikit untuk menulis di blog ini. Oke, well Saya akan share tentang pengalaman saya saat memesan tiket melalu situs PT Kereta Api Persero dan melakukan pembayaran melalui payment point seperti Alfamart, Alfamidi atau Indomaret. Biasanya saya memesan online melalui aplikasi Paditrain melalui smartphone Android saya, lalu melakukan pembayaran melalui i - banking mandiri. Tetapi karena berhubung tidak ada saldo yang mencukupi di debit saya, maka saya mencoba untuk memesan tiket kereta api melalui situs tik